Nilai Persahabatan Nina dan Lisa 2

****

Laki-laki itu tidak bergerak selama beberapa saat. Mengamati ke dua gadis muda cantik mangsanya yang berbaring terikat tak berdaya dihadapannya sambil tersenyum-senyum aneh. Dia sudah mengincar, mengikuti dan mengamati ke dua gadis bersahabat itu dari sejak beberapa hari yang lalu ssat melihat mereka di sebuah kafe hingga beberapa jam sebelumnya dia mendapat kesempatan membius kedua gadis itu di sebuah pesta ulang tahun yang disebuah night club. Dia tentu juga sudah memeriksa dompet mereka hingga cukup mendapat tambahan data informasi identitas mereka.

Nina Putri Vannesa dan Allisa Darmawati sama-sama berusia 20 tahun, sama-sama mahasiswi di sebuah universitas swasta bonafit walaupun berbeda jurusan. Bahkan rumah merekapun berada di komplek perumahan elit yang sama dan hanya terpisah 2 blok.

"Baiklah ….Lisa, sekarang aku ingin kamu melihat mata Nina sahabat kamu, dan katakan kepadanya bahwa kamu ingin aku memperkosa dia saja bukan kamu, karena kamu masih gadis perawan suci sedangkan dia adalah seorang pelacur kotor."

Lisa terus terisak pelan, tidak mampu menjawab.

"Kamu harus lakukan jika kamu ingin menyelamatkan diri kamu sendiri, jelas, aku lebih suka memperkosa kalian berdua dan mengambil keperawanan suci kamu sebagai bonus berharga. …. Tapi aku akan memberi kamu sebuah Kesempatan, dan yang harus kamu lakukan hanyalah mengatakan yang sebenarnya kamu pikirkan. Tatapah mata teman kamu dan katakan kepadanya bahwa dia adalah pelacur kotor, jadi kamu ingin aku memperkosa dia saja bukan kamu yang masih perawan suci. "

Lisa mengangguk tapi masih memejamkan matanya saat ia berusaha menghentikan tangisnya, akhirnya membuka mereka dan berpaling ke sahabat baiknya. Wajah Nina tidak berekspresi, seolah-olah dia mencoba menutupi kengerian saat ini

"Maafkan aku Nin... aku sangat menyesal Nina ... AHHHHH !!!" Lisa memekik saat laki-laki itu menjambak rambutnya

"TIDAK! Jika Kamu benar-benar menyesal, maka kamu tidak akan membiarkan ini terjadi. Kamu tidak akan menyuruh aku untuk memperkosa teman kamu saja dan bukan kamu Jadi kamu tidak menyesal, kamu inginkan ini terjadi, ini Pilihan kamu, kamu menginginkan ini, bukan?!!!"

Plak…plak… dua tamparan beruntun mendarat di kedua sisi pipi wajah cantik ketakutan Lisa.

Lisa terdiam sampai rasa panas di wajahnya mulai mereda, dan kemudian dengan keras menganggukkan kepala agar jangan ditampar lagi. "Ya ... iya aku lakukan."

"Katakan bahwa Kamu tidak menyesal."

"Aku tidak menyesal …aku tidak merasa bersalah."

"Baik, sekarang lihat mata Nina dan katakan padanya apa yang harus kau katakan."

Lisa menelan ludah lagi, memaksa dirinya untuk mengalihkan kepalanya ke arah sahabatnya.

"Aku ... aku ingin ..."

"TUNGGU." Laki-laki itu berjalan ke sisi ranjang Nina lagi.

"Lihatlah dan tatap sahabat kamu saat dia berbicara jujur tentang keinginannya denganmu."

Nina menengadah ke arahnya dan mengeraskan rahangnya rahangnya. Matanya penuh dengan kemarahan dan kebencian. Akhirnya dia berpaling ke sahabatnya dan mata mereka saling menatap dekat.

"Baiklah, katakan padanya."

"Aku ... aku ingin ..." Lisa tersentak dan menarik napas beberapa dalam sebelum melanjutkan. "Aku ingin Laki-laki ini ... untuk memperkosa kamu saja ... bukan aku, karena ... aku masih perawan dan ..." suaranya serak dan dia hampir tidak bisa mengeluarkan kata-kata, "…sedangkan kamu ….Pe….pe…. pelacur. "

Lisa mengertakkan gigi dan bibirnya kembali terisak-isak menahan rasa sakit dihatinya saat mengucapkan kata-kata hinaan itu kepada sahabatnya. Lisa membenci dirinya sendiri karena mengatakannya, membenci dirinya sendiri karena merasa lega tidak jadi diperkosa. Nina merasa kotor saat pikiran-pikiran itu terlintas, tak terkendali di otaknya.



Nina memejamkan mata erat-erat dan tubuhnya menggigil saat mendengar kata "pelacur" diucapkan dari mulut sahabatnya. Nina memang ingin menyelamatkan sahabat baiknya dari kehilangan keperawanannya dengan cara diperkosa laki-laki asing, ….tapi mendengar kata-kata itu datang dari Lisa, seakan menyayat begitu perih dalam jiwanya..

"Bagus Lisa!, Nah berikutnya aku mau mata kamu tetap terbuka dan kamu terus melihat aku memperkosa sahabatmu ini …..Dan jika Kamu berhenti menonton atau menutup mata kamu lebih dari sedetik, …maka aku akan berhenti saat itu juga dan langsung memperkosa kamu juga. Kamu mengerti?"

Setiap hembusan nafas Lisa terdengar lebih seperti erangan pilu, menatap tubuh sahabatnya yang tidak berdaya. Lisa menggoyang-goyangkan tangannya dan menemukan tangan Nina, membiarkan jemari mereka saling terjalin dan meremasnya untuk mendapat dukungan dari sahabat terbaiknya yang selama ini selalu ada untuknya.

Tatapan lelaki ini memandang sinis di tangan mereka yang bergenggaman.

"Tidak Lisa, Jangan munafik!. Mengapa Kamu mencoba menghibur sahabtmu saat kamulah yang menyebabkan dan menginginkan hal ini terjadi padanya? Bukankah dia pantas mendapatkannya?, ingat! Dia pelacur, dia bisa bebas ditiduri siapa saja tanpa konsekuensi. Bukankah itu yang kamu rasakan? "

Nina dan Lisa saling melepaskan tangan dan tidak menjawab apa-apa.

Dengan tanpa terburu-buru laki-laki itu mulai mengelus-elus menjamahi tubuh Nina, sambil terus tersenyum menatap mata Lisa memastikan Lisa tetap menonton pelecehan sahabatnya sepanjang waktu.

Laki-laki itu mengeluarkan pisau besar dan mulai menggesek-gesekannya secara acak ditubuh tak berdaya Nina.

Nina menegang dan merintih saat melihat logam tajam berkilau itu, berusaha mengeliat menghindar ngeri pada setiap bagian tubuh apa pun yang tersentuh pisau itu.

****

Nanti ngetik lagi nyambung kentangnya :D

CONVERSATION